Tag Archives: musibah

Musibah

31 Jan

Seperti juga kegagalan, ada bentuk lain dari rintangan yang menghadang seorang pahlawan. Musibah. Yang dimaksud musibah disini adalah semua bencana yang menimpa sesorang yang mempengaruhi seluruh kepribadiannya dan juga jalan hidupnya. Misalnya, kematian orang terdekat seperti yang dialami Rasulullah saw saat meninggalnya Khadijah ra dan Abu Thalib. Yang sangat berat dari musibah-musibah itu adalah menimpa fisik dan mempengaruhi ruang gerak seorang pahlawan. Misalnya, kebutaan, ketulian, atau kelumpuhan. Kenyataan seperti ini tentu saja membatasi ruang gerak dan menciptakan keterbatasan-keterbatasan lainnya.
Namun, masalahnya sesungguhnya bukan disitu. Inti persoalannya ada pada goncangan jiwa yang mungkin ditimbulkan oleh musibah tersebut. Goncangan jiwa itulah yang biasanya mengubah arah kehidupan seseorang. Sebab, musibah itu mungkin menghilangkan kepercayaan dirinya, membabat image dirinya ditengah lingkungannya, membabat habis harapah-harapan dan ambisi-ambisinya serta menyemaikan keputusasaan dalam dirinya. Jalan yang dihadapannya seperti menjadi buntu dan langit kehidupan menjadi gelap, maka mimpi kepahlawanannya seperti gugur satu demi satu.

Akan tetapi, para pahlawan selalu menemukan celah dibalik kebuntuan, dan memiliki secercah cahaya harapan dibalik gelapnya kehidupan. Yang pertama mereka lakukan saat musibah itu datang adalah mempertahankan ketenangan. Sebab, inilah akar keseimbangan jiwa yang membantu seseorang melihat panorama hidup secara proposional. Keseimbangan jiwa inilah yang membuat seseorang tegar didepan goncangan-goncangan hidup.

Yang kedua adalah mempertahankan harapan. Sebab, harapan, kata Rasulullah saw, adalah rahmat Allah bagi umatku. Jika bukan karena harapan, takkan ada orang yang mau menanam pohon dan takkan ada ibu yang mau menyusui anaknya. Harapan adalah buah dari kepercayaan kepada rahmat Allah SWT dan juga kepada kemampuan Allah SWT melakukan semua yang ia kehendaki.

Yang ketiga adalah mempertahankan keberanian. Dan keberanian adalah buah dari kepercaan diri yang kuat dan juga anak yang lahir dari tekad baja. Keberanian dibutuhkan untuk menembus keterbatasan-keterbatasan pada ruang gerak dan hambatan yang tercipta akibat perubahan pada image.

Yang keempat adalah mempertahankan semangat kerja di tengah keterbatasan-keterbatasan itu. Dalam banyak kasus, keterbatasan-keterbatasan justru membantu memberikan fokus pada arah dan target serta konsentrasi yang kuat. Yang kita lakukan disini adalah memenuhi ruang yang tersedia dengan amal dan karya.

Begitulah para pahlwan mensiasati musibah. Maka, kebutaan tidak dapat menghambat Syeikh Abdul Aziz bin Baz merebut takdirnya sebagai ulama besar abad ini. Ketulian juga gagal mencegat perjalanan Mustafa Shadiq Al-Rafi’i menuju puncak, sebagai salah satu sastrawan muslim terbesar abad ini. Dan kelumpuhan menyerah didepan tekad baja Syeikh Ahmad Yasin yang menjadi mujahid besar abad ini, bukan saja dalam melawan kebiadaban israel, tetapi bahkan menentang dunia. (Anis Matta)

Di Balik Awan

8 Jan

Ku tak selalu berdiri
Terkadang hidup memilukan
Jalan yang ku lalui
Untuk sekadar bercerita

Pegang tanganku ini
Dan rasakan yang ku derita

Apa yang ku berikan
Tak pernah jadi kehidupan
Semua yang ku inginkan
Menjauh dari kehidupan

Tempatku melihat di balik awan
Aku melihat di balik hujan
Tempatku terdiam tempat bertahan
Aku terdiam di balik hujan

Pegang tanganku ini
Dan rasakan yang ku derita
Genggam tanganku ini
Genggam perihnya kehidupan

Lirik di atas merupakan sebuah lirik lagu milik sebuah grup band fenomenal dari Bandung yang kita kenal bersama sebagai Peterpan. Lagu tersebut memiliki judul Di Balik Awan. Saya sangat suka lagu tersebut karena selain saya suka lagu-lagu Peterpan, lagu tersebut boleh dibilang menjadi original sound track bagi hidup saya. Sebenarnya banyak lagu-lagu Peterpan yang liriknya sama dengan hidup yang telah saya jalani. Mungkin karena karakter Ariel mirip sama saya kali ya :D.

Memang dalam kehidupan ini tak selamanya akan indah dan tak selamanya pula akan menderita. Hidup ini adalah sebuah kreatifitas bagi kita di mana kita dituntut untuk bisa menyikapi segala masalah hidup kita dengan cara kita sendiri.  Oleh karena itu kita jangan cepat mengeluh jika kita diberikan musibah oleh Allah  SWT. Kita pasti mampu untuk mengatasi musibah yang menimpa diri kita karena Allah SWT tidak akan memberikan cobaan kepada manusia di luar batas kemampuan manusia. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S. Al Baqarah ayat 286

 

لا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلا وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلا تُحَمِّلْنَا مَا لا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

 

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdo`a): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir”. (Q.S.Al Baqarah 286).

SURAT 2. AL BAQARAH

لا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلا وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلا تُحَمِّلْنَا مَا لا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ 286